News Update :

Hasil Audiensi dengan Polres Depok tentang Begal Motor

Rabu, 28 Januari 2015


Margonda Depok - Himpunan Mahasiswa Kriminologi UI telah melakukan audiensi dengan Polres Depok pada Rabu, 28/01/2015. Audiensi yang dimulai pukul 9.30-11.00 WIB tersebut dihadiri oleh Ipda Bagus Suwandi sebagai Kepala Urusan Sub Bagian Humas Polresta Depok, Alvin Nicola yang merupakan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kriminologi 2015, dan Indra Tri Yahdi Kepala Divisi Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa Kriminologi 2015.

Audiensi membahas berita yang sedang marak di kota Depok terkait pembegalan motor memiliki beberapa hasil, diantaranya:


  1. Pihak Polresta Depok mengonfirmasi dua kejadian begal di daerah Juanda pada Jumat, 9 Januari 2015 pukul 01.30 WIB dan di depan Kampus BSI Depok pada Minggu, 25 Januari 2015 pukul 03.30 WIB. Polresta Depok menambahkan bahwa memang sampai saat ini (waktu audiensi) hanya dua laporan saja terkait dengan aksi begal ini, yakni di Juanda dan depan Kampus BSI.
  2. Pihak Polresta Depok mengonfirmasi bahwa broadcast message yang berisikan daerah rawan perampokan jalanan (begal) pada malam hari ataupun isu terkait hal ini bukan berasal dari pihak Polresta Depok dan merupakan spam message. Polresta Depok mengklaim bahwa pesan tersebut disebarluaskan oleh para pelaku sendiri dikarenakan ruang gerak kejahatan mereka yang semakin sempit akibat adanya intervensi dari pihak kepolisian. Penyebaran berita bohong ini disinyalir sebagai agenda peningkatan fear of crime di masyarakat dan juga menjadi cara agar masyarakat yang membaca pesan tersebut memilih jalan lain (selain jalan yang sudah tertera dalam pesan), dimana para pelaku justru sudah menunggu di tempat lain.
  3. Pihak Polresta Depok memberikan informasi bahwa kawanan pelaku begal ini merupakan sindikat yang beraksi tidak hanya di Depok saja, namun juga di daerah Tangerang dan Jagakarsa pada waktu yang sama yakni dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Sindikat ini diakui beranggotakan lebih dari 10 orang. Ipda Bagus Suwandi memberikan informasi bahwa pelaku sudah mengontrak di daerah Simpang Depok sejak dua tahun yang lalu yang mengindikasikan pelaku sudah melakukan pemetaan Kota Depok sebelumnya. Ipda Bagus menambahkan bahwa motif yang digunakan dalam dua kasus begal diatas cenderung sama, yakni memepet motor yang sedang melintas dengan kawanan yang berisikan sekitar 6 orang dan berusahan merampoknya, dan jika korban melawan maka akan ditebas menggunakan celurit, pisau ataupun samurai. Korban di dua lokasi kejadian tersebut pun menjadi korban tebasan celurit, serta diambil motor dan barang korban.
  4. Informasi terkini berdasarkan hasil penggerebekan yang dilakukan oleh Polresta Depok pada Selasa 27 Januari 2015: pelaku yang berjumlah 5 orang digerebek di sebuah kontrakan di daerah Simpang Depok dengan rincian satu orang tewas ditembak, satu orang ditahan, satu orang kabur namun sempat ditembak kakinya, dan dua orang sisanya berhasil kabur.
  5. Sebagai bentuk pencegahan, Pihak Polresta Depok mengaku telah menyebarkan anggota di lebih dari lima titik rawan di Depok dimana mereka melakukan patroli malam rutin, baik menggunakan seragam maupun pakaian biasa. Namun demikian, pihak kepolisian sendiri mengakui tidak menutup mata akan adanya mata-mata di pihak sindikat begal. Lalu, polisi juga telah melakukan penggerebekan di daerah Simpang Depok pada Selasa, 27 Januari 2015 kemarin.
  6. Hasil diskusi menemukan beberapa bentuk kekurangan yang dimiliki Kota Depok sehingga rawan terjadi kejahatan: kurangnya penerangan di beberapa kawasan tertentu, kurangnya JPO (Jembatan Penyeberangan Orang), pengerjaan jalur TOL yang membuat area disekitar tersebut menjadi sepi, dan tidak adanya kamera tersembunyi (CCTV) di jalan sebagai alat kontrol. Pihak Polresta Depok menuturkan bahwa perlunya kerjasama dengan pihak Dishub Pemkot Depok terkait dengan kebijakan situasional diatas.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Mekarsari | Official Website | Diterbitkan sejak Desember 2012 oleh Bid. Humas